Rabu, 04 Juni 2008

Terapi Hormon untuk Wanita Menopause

Rasa gelisah, takut, dan kurang percaya diri tidak selalu berarti gangguan psikis. Keluhan pusing, berkeringat banyak, dan dada berdebar-debar juga belum tentu gangguan kardiovaskular. Bisa jadi semua itu pertanda kekurangan hormon estrogen. Apalagi jika terjadi pada wanita berusia 40 tahunan. Di negara maju, keluhan tersebut diatasi dengan terapi hormon.

Pada wanita menopause umumnya memang sering timbul keluhan akibat kekurangan hormon estrogen. Keluhan itu seperti dada berdebar-debar, berkeringat banyak, pusing, gelisah, merasa takut, kurang percaya diri, cemburu yang berlebihan, sakit saat berhubungan seks, gairah seksual menurun, mata kering, kerongkongan kering, serta nyeri tulang dan otot.

Dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah menopause, akan timbul masalah seperti osteoporosis (tulang rapuh), penyakit jantung koroner, demensia (pikun) atau Alzheimer, stroke serta inkontinensia urin (mudah mengompol).

Masalahnya, kaum wanita umumnya menganggap menopause merupakan sesuatu yang wajar. Keluhan yang timbul dianggap proses alami dan tidak merasa perlu diobati. Tapi tidak jarang para suami, yang melihat perubahan pada istrinya justru datang ke dokter untuk berkonsultasi karena istrinya mudah marah, pelupa, dan membuat sejumlah keputusan yang salah sehingga lingkungan kerja dan keluarga menjadi serba salah.

Banyak wanita yang khawatir menggunakan terapi hormon karena takut terkena kanker payudara. Mereka lebih berani menggunakan obat-obatan seperti anti nyeri, obat tidur, obat rematik, atau obat jantung selama bertahun-tahun tanpa takut terhadap efek samping. Padahal terapi hormon sangat banyak manfaatnya, seperti mengatasi depresi, meningkatkan kualitas hidup, bisa melakukan hubungan seks tanpa rasa sakit, mempertahankan kekenyalan otot, kulit tidak keriput, dan mengatasi masalah inkontinensia.

Sebelum terapi, pasien akan diperiksa kesehatannya dulu, termasuk deteksi dini kanker mulut rahim dan payudara dengan pap-smear dan mamografi. Untuk mencegah kejadian tumor atau kanker, kini digunakan gabungan hormon (estrogen-progesteron) dalam dosis rendah. Cara pemberian hormon pun bermacam-macam, yaitu koyok, tablet, krim, suntik, dan implant sebagai pilihan terakhir.

sumber : http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=1204

Tidak ada komentar: