Rabu, 04 Juni 2008

Bagaimana Mengatasi Hipoglikemia?

Hipoglikemia merupakan salah satu penyakit akut selain ketoasidosis diabetik dan hiperosmolar non ketotik yang dapat terjadi ketika Anda menderita diabetes melitus.

Hipoglikemia yang terutama terjadi pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus dihindari, mengingat konsekuensi yang ditimbulkan. Hipoglikemia dapat mengakibatkan kemunduran mental yang sangat fatal bagi penderita.

Setiap penderita diabetes melitus yang memiliki kesadaran menurun, harus dapat mengantisipasi kemungkinan menderita hipoglikemia. Perbaikan kesadaran pada para penderita diabetes melitus di usia lanjut sangat lambat.

Hipoglikemia sering disebabkan oleh sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia alibat sulfonilurea dapat berlangsung lama, sehingga harus diawasi dengan benar sampai semua obat telah berhasil di ekskresi, yang terkadang memerlukan waktu lama (sekitar 24 hingga 36 jam, bahkan mungkin lebih bagi penderita dengan gagal ginjal kronik).

Hipoglikemia memiliki gejalaadrenergik (berdebar-debar, banyak berkeringat, gemetar, dan memiliki rasa lapar) dan gejala neuro – glikopenik (merasa pusing, gelisah, kesadaran menurun, bahkan hingga koma). Semua penderita diabetes melitus yang mendapat obat hipoglikemik oral, maupun insulin harus mendapat penyuluhan mengenai gejala hipoglikemia dan bagaimana mengatasinya. Demikian pula keluarga penderita.

Hipoglikemia dapat diatasi dengan memberikan air manis, minuman yang mengandung gula murni, berkalori, bukan gula pemanis. Penderita juga dapat diberi suntikan glukosa 40% intravena atau glukagon jika diperlukan. Untuk pasien yang tidak sadar, pemberian glukosa 40% intravena merupakan tindakan darurat yang pertama kali diberikan kalau para ahli tidak yakin bahwa kasus tersebut bukan kasus hipoglikemia.

Sumber : Symposium Practical Approach in the Management of Diabetic Complications

Tidak ada komentar: