Rabu, 04 Juni 2008

Alergi Pada Ibu Hamil & Menyusui

Yang mungkin menjadi pertanyaan banyak wanita terutama ibu hamil adalah, apakah bayi yang dikandungnya kelak juga akan menderita alergi. Memang, teorinya anak yang berasal dari orang tua dengan riwayat alergi dapat saja membawa bakat alergi juga. Bahkan, ada sejumlah dokter ahli alergi-imunologi percaya bahwa seorang ibu membawa bakat alergi sebesar 40%, sementara ayah membawa bakat alergi sebesar 30%.

Adakah langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh seorang ibu hamil untuk meminimalkan reaksi alergi, baik pada dirinya ataupun pada bayinya kelak? Ada beberapa cara, yaitu:
Ibu hamil harus menyadari bahwa ia terkena alergi yang mungkin tak akan hilang dan yang bisa dilakukan adalah menghindari alergen (pemicu alerginya).
Ia harus mengenal dengan baik hal-hal apa yang dapat memicu alerginya.
Ibu hamil juga harus menyadari bahwa apa yang ia makan atau hirup dapat menjadi media pengenalan alergen bagi bayi yang dikandungnya. Karena itu, ibu hamil yang menderita alergi sebaiknya menghindari makanan pencetus alergi, asap rokok, debu, dan tidur di kamar yang bebas dari alergen.
Setelah bayi lahir, usahakan memberi ASI pada bayinya karena ASI dapat mencegah alergi. Sementara itu, susu sapi dilaporkan banyak menimbulkan reaksi alergi.
Perlu diingat, alergen dapat mengalir dari ASI. Karena itu, ibu menyusui yang memberi ASI harus mencegah konsumsi zat-zat yang dapat mencetuskan alergi.
Untuk mengurangi risiko alergen mengalir pada ASI, lebih baik ibu menyusui mengonsumsi antioksidan dan sayur-sayuran karena dapat menghambat alergi pada bayi.
Alergi tersering pada bayi adalah dermatitis atopi. Tanda-tandanya berupa bintik-bintik di daerah pipi, siku, atau lutut pada bayi. Lebih baik, segera bawa bayi ke dokter bila hal ini terjadi.
Alergi tidak akan kambuh bila tidak ada pencetus alergi dan pencegahan adalah obat terbaik bagi kasus alergi.

Tidak ada komentar: